• Breaking News

    saratsehat

    Menyajikan info teraktual mengenai dunia kesehatan,yg dilansir dari sumber-sumber yg terpercaya

    Wednesday, April 5, 2017

    Pencegahan Kanker Serviks Dalam Kehidupan Sehari-hari

    Assalamualikum wr,wb,salam sejahtra untuk kita semua,kembali lagi bersama kami di saratsehat yg menyajikan info-info teraktual yg di lansir dari berbagai sumber terpercaya.Pada kesempatan kali ini kami menyajikan informasi  mengenai pencegahan kanker serviks

    http://saratsehat.blogspot.com/


    saratsehat-Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya.

    Lebih dari 92.000 kasus kematian terjadi pada wanita di Indonesia di tahun 2014 akibat kanker. Sebesar 10,3 persen merupakan jumlah kematian yang disebabkan kanker serviks. Sedangkan jumlah kasus baru kanker serviks hingga kini mencapai 21.000 kasus.

    Indonesia merupakan negara dengan urutan kedua tertinggi jumlah penderita kanker serviks di dunia. Tingginya jumlah penderita kanker serviks di Indonesia idealnya diimbangi dengan tingginya jumlah fasilitas kesehatan tingkat satu berupa provider (pelaksana program, yang terdiri dari dokter umum dan bidan) dan skrining.Skrining merupakan upaya deteksi dini untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu. Upaya ini dapat digunakan secara cepat untuk mendeteksi dini.

    Sejak tahun 2000 - 2012 usia wanita yang terserang kanker serviks semakin muda, yaitu kisaran usia 21-22 tahun. Hasil penelitian WHO menunjukkan kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia. Khususnya untuk skrining kanker serviks yaitu, sitologi serviks dan ulasan asam asetat, secara umum belum tersedia di pusat kesehatan primer pada 2014.

    Hal ini juga ikut berpengaruh pada jumlah kematian kanker serviks di Indonesia yang tergolong tinggi, karena sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis. Seringkali kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang memeriksakan kondisinya. Alhasil pengobatan yang dilakukan menjadi semakin sulit.

    Dalam upaya meningkatkan kesadaran perempuan Indonesia akan pentingnya melakukan deteksi dini (skrining kanker serviks ) sebagai langkah awal pencegahan PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) bersama Dompet Dhuafa (DD) memberikan alat deteksi dini kanker serviks kepada 10 bidan inspiratif di wilayah pelosok dan pinggiran Jabodetabek secara gratis.Program ini merupakan bentuk apresiasi PTTEP dan DD terhadap para bidan yang telah berkontribusi positif kepada masyarakat yang minim pengetahuan seputar kesehatan reproduksi.

    Pemberian alat deteksi dini kanker serviks juga dalam rangka memperingati Hari Kanker Internasional yang jatuh pada 4 Februari 2017, sekaligus memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2017, serta berkaitan dengan rangkaian peringatan ulang tahun Gerai Sehat
    Rorotan ke-2.

    Gerai Sehat Rorotan adalah klinik pelayanan kesehatan gratis bagi dhuafa, yang juga merupakan hasil kerjasama PTTEP dengan Dompet Dhuafa.
    Bidan inspiratif yang mendapatkan bantuan alat deteksi dini kanker serviks ini merupakan bidan-bidan pilihan yang telah terbukti secara tulus melayani dan memiliki dedikasi tinggi kepada para perempuan untuk terus peduli akan kesehatan reproduksinya.

    "Bidan sebagai salah satu tenaga medis yang paling dekat dengan masyarakat, tentunya perlu untuk terus didukung. Kegiatan ini merupakan langkah kecil kami dalam mendukung kontribusi nyata positif yang telah banyak dilakukan oleh para bidan untuk perempuan Indonesia,” ujar General Affairs Manager PTTEP Afiat Djajanegara di Jakarta.

    Sedangkan pendataan dan penilaian bidan inspiratif, menurut Afiat dilakukan bekerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Afiat menambahkan, dari 500 daftar nama bidan yang diberikan oleh Ikatan Bidan Indonesia, hanya 20 bidan yang direkomendasikan sebagai kandidat bidan inspiratif.Dari 20 bidan ini, terpilih 10 nama.”Untuk menentukan 10 nama bidan inspiratif tersebut, tentunya kami melakukan proses yang cukup. Mulai dari pendataan, penilaian terhadap tulisan, wawancara dan terakhir verifikasi langsung terhadap data dan informasi yang diberikan. 

    Adapun durasi waktu kurang lebih selama 3 bulan untuk menentukan 10 nama bidan inspiratif,” ujar Yuli Pujihardi selaku Direkur Utama Dompet Dhuafa Social Enterprise.
    Salah satu sosok perempuan inspiratif yang ikut mendukung program ini adalah Yeni Dewi Mulyaningsih. Pendiri Yayasan Komunitas Taufan ini telah mengedukasi banyak orang dan menginatkan lebih banyak orang akan penyakit yang beresiko tinggi yakni kanker.

    “Kanker merupakan penyakit yang sulit untuk diobati, sehingga pencegahan dan deteksi awal menjadi hal yang sangat penting. Pengalaman mengajarkan saya bahwa banyak hal yang harus dikorbankan untuk dapat sembuh dari penyakit ini, baik berupa materi maupun moral. Berbagai bentuk dukungan dari berbagai pihak perlu dilakukan untuk dapat mengurangi jumlah penderita penyakit kanker tidak terkecuali kanker serviks yang banyak diderita kaum perempuan,” ujar Yanie.

    Melalui program ini, Yanie berharap lebih banyak perempuan yang sadar dan mau untuk secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap alat reproduksinya sehingga di dalam jangka panjang dapat mengurangi angka penderita penyakit kanker serviks di Indonesia.


    Cara pencegahan kanker serviks di kehidupan sehari-hari


    1.Gunakan Kondom

    http://saratsehat.blogspot.com/

    Jika serang wanita aktif secara s*ks*al apalagi dengan beberapa partner, maka menggunakan kondom merupakan salah satu upaya untuk mencegah kanker serviks. Disamping itu dapat mengurangi risiko HIV dan penyakit menular s*ks*al lainnya.

    2.Berhenti merokok

    http://saratsehat.blogspot.com/

    menghindari asap rokok Sudah banyak yang tahu bahwa asap rokok dapat meningkatkan resiko terkena kanker apa saja, termasuk kanker serviks. Apalagi jika merokok dikombinasikan dengan infeksi HPV, maka hal akan benar-benar dapat mempercepat kanker serviks. Oleh karena itu menghindari asap rokok atau berhenti merokok adalah salah satu cara mencegah kanker serviks.


    3.Vaksinasi HPV


    Vaksin HPV akan membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus HPV sehingga virus yang masuk akan dibunuh dan tidak sampai menimbulkan kanker serviks. Langkah pencegahan kanker serviks dengan vaksinasi ini diberikan kepada gadis-gadis muda. Vaksin ini paling efektif jika diberikan kepada wanita muda yang belum aktif secara se*s*al (belum menikah).

    4.Batasi jumlah Partner

    http://saratsehat.blogspot.com/

    Penelitian telah menunjukkan wanita yang memiliki banyak pasangan akan meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Karena hal ini akan memungkinkan seorang wanita lebih mudah terkena HPV.
     

    5.Periksa PAP’s Smear secara Rutin


    Pap smear merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi perubahan serviks sedini mungkin sebelum sel-sel serviks berubah menjadi kanker. Ini merupakan pemeriksaan skrining (saringan awal) kanker serviks. Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda kapan saja Anda perlu melakukan tes PAP’s smear dengan memperhatikan usia dan faktor risiko lainnya.

    6.Menindaklanjuti hasil PAP’s Smear yang Abnormal

    Jika tenyata ditemukan hasil Pap smear yang abnormal, maka langkah penting selanjutnya yaitu menindaklanjuti apapun yang dokter anjurkan. Karena penanganan secara dini prospeknya akan lebih baik dibandingkan dengan menunda-nunda.



    Skian informasi yg dapat kami sampaikan ,jangan pernah bosan untuk mengunjungi kami di saratsehat.blogspot.comkami siap melayani anda dengan informasi-informasi teraktual yg dilansir dari berbagai sumber terpercaya,wasalammualaikum wr,wb

    untuk melihat berita terbaru lainnya klik DISINI 

    No comments:

    Post a Comment